Inflasi sering dikenal sebagai kondisi kenaikan harga barang serta jasa secara umum, dalam jangka waktu tertentu. Memasuki new normal, masyarakat memang kembali ramai membicarakan keadaan ekonomi, termasuk kemungkinan terjadinya kondisi ini di Indonesia.
Adanya pandemi yang terjadi secara global di berbagai macam negara menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi juga menjadi macet, sehingga sangat mudah terkena krisis ekonomi. Salah satu efek dari krisis tersebut ialah kenaikan harga di sejumlah sektor.
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan inflasi dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga berlangsung terus-menerus dan saling berpengaruh satu sama lain.
1. Jenis Inflasi berdasarkan tingkat kenaikan harga, yaitu:
- Inflasi ringan: yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, yaitu di bawah 10 persen per tahun dan dapat dikendalikan.
- Inflasi sedang: dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Angkanya berada di kisaran 10 persen-30 persen per tahun.
- Inflasi berat: mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran 30 persen-100 persen per tahun.
- Inflasi sangat berat (Hyperinflation): berdampak mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan, meski dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Angkanya berada di kisaran 100 persen ke atas per tahun.
- Domestic inflation: inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
- Imported inflation:inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas di mana ada kenaikan harga di luar negeri.
Penyebab Terjadinya Inflasi
ada berbagai sebab terjadinya inflasi, antara lain:
- Tarikan permintaan (demand pull inflation)
Disebabkan permintaan atau daya tarik masyarakat yang tinggi pada suatu barang atau jasa, yang mana biasanya dipicu dari membanjirnya likuiditas di pasar, sehingga permintaan jadi tinggi dan memicu perubahan tingkat harga. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga faktor produksi meningkat. - Desakan (tekanan) produksi atau distribusi (cost push inflation)
Inflasi ini disebabkan dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus-menerus. Biasanya inflasi jenis ini dipengaruhi desakan biaya faktor produksi yang terus meningkat, kelangkaan produksi, dan/atau kelangkaan distribusi. - Inflasi campuran (mixed inflation)
Terjadi akibat kenaikan penawaran dan permintaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara keduanya. Misalnya, ketika permintaan pada barang/jasa A meningkat, lalu menyebabkan persediaan barang/jasa A turun sedangkan pengganti atau substitusinya terbatas atau tidak ada. Ketidakseimbangan ini akan mengakibatkan terjadinya inflasi.
Dampak Inflasi
Kemudian, kamu pasti bertanya mengapa hal tersebut dapat mengakibatkan barang-barang menjadi mahal dan membawa dampak buruk bagi perekonomian nasional?
Tentu saja jawabannya adalah karena dengan turun atau tidak bernilainya suatu mata uang.
Hal itu mengakibatkan harga-harga baik barang dan jasa akan berangsur naik atau melonjak karena berusaha mengimbangi satuan nilai yang proporsional dengan nilai barang atau jasa terhadap mata uang yang melemah.
Oleh karena itu, dalam konteks Indonesia yang merupakan sebuah negara penganut sistem ekonomi welfare-state, atau negara yang ikut turun tangan dalam perekonomian dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ekonomi rakyatnya, negara harus dapat menjaga stabilitas permintaan dan penawaran antara barang/jasa dengan tingkat peredaran uang.
Oleh karena itulah, Indonesia memiliki suatu Bank sentral, yaitu Bank Indonesia sebagai upaya pemerintah untuk dapat memonopoli perekonomian negara, termasuk di dalamnya tingkat peredaran mata uang.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral juga berperan menghindarkan Indonesia dari inflasi secara umum dapat dihindarkan, yakni dengan mengendalikan atau memonopoli ekonomi nasional secara positif dengan tujuan untuk menjaga kestabilan dan elastisitas ekonomi suatu negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar